Risma tea

It's just all about Risma,activities, hobies,etc

Thursday, July 24, 2008

Apa Perjalanan Mengubah Dirimu

DALAM JARAK agak berdekatan, baru-baru ini dua orang penulis sama-sama melahirkan buku tentang perjalanan. Pada awal Mei Sigit Susanto meluncurkan Menyusuri Lorong-Lorong Dunia, Jilid 2 (Insist Press), sementara di akhir bulan Marina Silvia K meluncurkan Keliling Eropa 6 Bulan Hanya 1.000 Dolar (GPU). Sigit melakukan safari dari kota ke kota di Jawa untuk mempromosikan bukunya ditemani sejumlah kawan komunitasnya, sementara Marina meluncurkan buku di Kinokuniya, ditemani Putri Indonesia 2007, Kamidia Radisti.

Meski sama-sama merupakan hasil perjalanan (travel writing), mereka berdua punya kekhasan yang membuat dua buku tersebut punya keunikan masing-masing. Sigit Susanto melakukan perjalanan ke kota-kota benua Eropa (Swiss, Irlandia, Portugal, Hongaria), Afrika (Maroko), Asia (Vietnam, Cina.) Marina Silvia sejak awal fokus menuju Eropa, berhasil menjelajahi puluhan kota, baik yang terkenal maupun namanya belum pernah terdengar sebelumnya. Sigit selalu berangkat bareng istrinya, sementara Marina berangkat sendiri, namun dia punya teman hampir di setiap kota yang disinggahinya. Sigit memanfaatkan jasa biro perjalanan, sementara Marina memanfaatkan komunitas di sebuah situs backpacker. Istilahnya, dia menggunakan “jalur pertemanan.”

Pengemasan buku mereka pun kecenderungannya lain. Marina sangat mengandalkan unsur visual (pandangan), foto bertebaran di setiap halaman, dan ditata ala menulis blog. Sementara Sigit jauh lebih serius; di tiap awal bab dia memuat rute perjalanan, dan di akhir bab memuat sedikit foto hasil lihat-lihat. Yang paling mencolok tentu saja cara bertutur. Marina seperti tengah duduk di depan pembacanya, menceritakan seluruh jurnal perjalanannya yang warna-warni. Sementara Sigit memaparkan panjang lebar pengamatannya ditambah drama-drama kecil yang terjadi dalam perjalanannya. Ketertarikannya yang besar pada sastra, politik, dan budaya menolong dia mendapat informasi yang sangat kaya.

SIGIT DAN MARINA merupakan contoh pejalan yang memanfaatkan kemajuan teknologi dalam dunia turisme dan jalan-jalan, memperlihatkan bahwa perjalanan mereka disiapkan sebaik mungkin agar berlangsung terencana, menyenangkan, selamat, maknawi. Marina bahkan sangat menekankan pentingnya Internet, agar dia tetap bisa berhubungan dengan keluarga, teman, kenalan, dan mengisi blog. Mereka berdua bukan petualang dalam arti nekat menghadapi bahaya atau menempuh alam liar dan asing nan mengerikan. Tapi itu jelas bukan suatu kekurangan, karena tujuan perjalanan itu bukan gagah-gagahan, melainkan mendapatkan pengalaman baru yang boleh jadi bakal terjadi sekali seumur hidup dan karena itu pasti sulit dilupakan.

Marina membuktikan dengan uang seribu dolar (kurang dari sepuluh juta rupiah), dia bisa keliling Eropa selama enam bulan. Bagaimana dia bisa mengumpulkan uang segitu? Tentu dengan kerja keras, menabung, cari-cari proyek. Waktu itu dia masih kuliah tahun akhir di ITB. Di Swiss, Sigit menyisihkan pendapatan dari kerja di restoran membuat hamburger sekaligus jadi tukang kebun.Dia terutama ditolong oleh sistem kerja, sosial, dan politik agar tetap bisa menabung, lantas memanfaatkan waktu libur.
(diambil dari blognya Coatchingsurf kalo ga salah )

Catatan :Hikmah dari tulisan ini adalah harus diingat kalo mau mlakukan perjalanan harus ada rencana. Sama halnya dengan perjalanan di dunia dan akhirat . Harus pake rencana !

1 Comments:

Post a Comment

<< Home